Thursday, October 15, 2015

Review : Sweet Revenge by Sin Nombre


Author : Sin Nombre
Kategori : Drama, Romance
Format : Paperback (210 halaman)
Penerbit : Gagas Media (2008)
Bahasa : Indonesia
ISBN-10 : 9797802485
ISBN- 13 : 978-9797802486

Link goodreads


Review :
Buku ini mengisahan tentang seorang wanita yang bernama Irni. Selama hidupnya, Irni selalu disakiti oleh lelaki. Adrian yang merupakan cinta pertama Irni ternyata hanya mempermainkannya dan menimbulkan luka mendalam di hati Irni. Lalu ada juga Angga yang merupakan mantan suaminya yang berselingkuh di depan mata Irni hingga berujung pada perceraian. Mengingat kegagalan yang pernah dialaminya, tidak mudah bagi Irni untuk kembali membuka pintu hatinya. Di saat usianya tidak muda lagi, Irni kembali dihadapkan dengan Rizi, seorang pria muda yang mengejarnya. Rizi yang ternyata adalah anak dari Adrian, mengingatkan Irni kembali akan luka yang disebabkan oleh Adrian. Irni menganggap Rizi merupakan alat balas dendam terbaik kepada Adrian dan istrinya. Bagi Irni hanya ada 2 pilihan, menyakiti atau disakiti.

Hal pertama yang membuat saya tertarik kepada buku ini adalah ide ceritanya. Menurut saya, ide yang dimiliki oleh penulis ini tidak biasa dan sedikit tabu. Namun hal itulah yang justru dapat membuat pembaca tertarik untuk membaca buku ini. Namun, saat membacanya ada beberapa hal yang cukup mengganggu saya. Pertama, terdapat cukup banyak inkonsistensi yang terdapat di bagian awal cerita. Ini cukup mengganggu karena membuat saya bertanya-tanya tentang mana yang benar. Kedua, tokoh dari cerita ini yang menurut saya cukup menyebalkan. Sebagai seorang wanita yang seharusnya sudah dewasa, menurut saya Irni justru sangat kekanak-kanakan dan egois. Dia sudah dibutakan oleh rasa dendam sehingga tidak mempedulikan mana yang benar dan yang salah (sedikit mengingatkan saya pada Daisyflo). 

Ketiga, saya merasa emosi yang ditampilkan di dalam buku ini masih kurang terutama di bagian akhir. Banyak konflik yang terjadi di dalam cerita ini, namun menurut saya penulis terlalu terburu-buru untuk melanjutkan cerita ini kebagian berikutnya sehingga emosi yang dirasakan oleh tokohnya kurang dapat dirasakan oleh pembaca. Bagian endingnya pun terasa antiklimaks. Ending yang seharusnya menjadi penyelesaian yang berkesan malah berlalu begitu saja.

Secara keseluruhan, buku ini cukup menghibur. Saya memberikan 2,5 dari 5 bintang.



Sunday, March 8, 2015

Review : Cintapuccino

Author : Icha Rahmanti
Kategori : Chick Lit, Romance
Format : Paperback (260 halaman)
Penerbit : Gagas Media (2004)
Bahasa : Indonesia

ISBN-10 : 979600225
ISBN- 13 : 978-979600222

Deskripsi Goodreads :
Cintapuccino membawa saya ber-flashback-ria ke zaman sekolah/kuliah dulu. Obsesi? oh obsesi? racun tapi bikin kangen!!!

Cerita cinta yang simpel dengan bahasa yang simpel juga, tapi semua kerasa pass karena nggak berlebihan.

?bikin penasaran buat baca terus?

Emotion?s flowing down on me when I read this book.

Buku ini bisa bikin Na tersenyum, ketawa & juga menangis!

Lucu, hidup dan cewek banget!
 


Review :
Cerita diawali saat Rahmi bertemu kembali dengan Nimo, kakak kelas sekaligus cowok yang sudah menjadi obsesi Rahmi sejak masa SMA. Pembaca kemudian diajak kembali ke masa-masa SMA Rahmi dimana ia untuk pertama kalinya bertemu dengan Nimo. Di masa lalu, banyak hal-hal yang dilakukan Rahmi agar bisa lebih dekat dengan Nimo, mulai dari masuk ke ekskul yang sama, kampus yang sama hingga tempat kerja yang sama. Namun hal itu ternyata tidak mampu mendekatkan Rahmi dan Nimo. Sekarang disaat Rahmi sudah memiliki Raka, Nimo hadir kembali. Siapakah yang akan dipilih Rahmi, obsesi di masa lalunya atau orang yang selalu ada untuknya?

Buku ini memang sudah lama terbit, bahkan sudah dibuat filmnya, tapi saya baru baca sekarang. Tapi nggak apa-apa deh, klo kata orang "better late than never". Saya suka cerita flashback masa-masa SMA Rahmi. Disana saya merasa seakan-akan diajak kembali ke masa SMA dulu dengan segala permasalahan yang terjadi pada masa itu. Yang kurang saya sukai adalah tokoh-tokohnya. Rahmi yang terlalu terobsesi dengan Nimo, Raka yang terlalu "santai" dalam menghadapi masalah dan Nimo yang egois. Keputusan atau tindakan yang dilakukan tokoh-tokoh tersebut dapat membuat saya sebagai pembaca menjadi kesal, walaupun saya menyadari sebagai manusia kita mungkin saja dapat juga membuat kesalahan seperti itu. 

Secara keseluruhan, Cintapuccino cukup menghibur. Saya memberi 3 dari 5 bintang.