Tuesday, November 27, 2012

Review : He Loves Her Till The End

Author : Monica Petra
Kategori : Teenlit
Format : Paperback (200 halaman)
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama (2008)
Bahasa : Indonesia
ISBN- 13 : 978-
9792234916


Deskripsi Goodreads :
Gadis sebenarnya malu pacaran dengan Reno, karena cowok itu jadul dan malu-maluin banget. Bayangin, kesukaan Reno adalah baca buku dan ikut perlombaan ilmiah. Setiap hari cowok itu mengantar Gadis ke sekolah naik sepeda mini!

Saat muncul Yustian yang keren dan tajir, hati Gadis terbelah dua. Anak basket vs. kutu buku, gimana nih? Apalagi Yustian bisa mengantar-jemput Gadis naik mobil, sementara sepeda mini Reno hanya berganti dengan vespa tua.

Akhirnya, meskipun merasa bersalah, Gadis memilih Yustian. Tapi apakah cinta Reno pupus begitu saja?


Review :
Kadang kita tidak menyadari apa yang kita miliki sampai kita kehilangan hal tersebut. Itu adalah salah satu pesan yang terkandung dalam buku ini. Buku ini bercerita tentang Gadis, seorang cewek SMA yang selama berpacaran diam-diam dengan tetangganya, Reno. Sementara itu, Gadis juga dekat dengan salah satu teman sekolahnya, Yustian. ketika Yustian memberikan perhatian yang lebih kepada Gadis, dia mulai meragukan perasaannya kepada Reno. Gadis yang sebelumnya menyukai Reno kini malah merasa malu jika harus terlihat berdua dengan Reno. Setelah lepas dari Reno, akhirnya Gadis menjalin hubungan dengan Yustian. Tetapi apa yang tampak indah pada awalnya, tidak selalu dapat berakhir dengan indah.

Jika dilihat dari judul dan sampulnya, buku ini kelihatannya cukup menarik untuk dibaca. Konflik yang ditampilkan juga cukup sederhana dan khas remaja. Dari awal cerita hingga pertengahan buku, saya menikmati ceritanya dan sisanya, saya tidak terlalu suka. Saya tidak terlalu menyukai karakter yang ditampilkan dalam buku ini. Menurut saya karakter Gadis itu terlalu plin-plan. Sebenarnya di awal cerita, sifat plin-plannya itu masih di dalam batas kewajaran, tetapi semakin ke ujung saya semakin tidak menyukainya. Begitu juga dengan karakter Yustian. Di awal cerita, dia terlihat seperti cowok baik yang sedikit mudah terbakar emosi dan benar-benar menyukai Gadis. Tetapi semakin mendekati akhir cerita, sifatnya malah sedikit bertentangan dengan yang ada di awal cerita.Terlepas dari semua itu, buku ini dapat dijadikan bacaan untuk mengisi luang anda.

Saya memberi I Love Her Till The End 2,5 dari 5 bintang.

Wednesday, November 21, 2012

Wishful Wednesday [5]



Wishful Wednesday adalah sebuah blog hop yang dihost oleh Astrid @ Books to Share. Edisi kali ini menjadi lebih spesial karena kita juga sekaligus merayakan ulang tahun mbak Astrid. Untuk kesempatan kali, buku yang saya pilih adalah :



Deskripsi dari Goodreads : 
After leaving Society and desperately searching for the Rising—and each other—Cassia and Ky have found what they were looking for, but at the cost of losing each other yet again: Cassia has been assigned to work for the Rising from within Society, while Ky has been stationed outside its borders. But nothing is as predicted, and all too soon the veil lifts and things shift once again.


In this gripping conclusion to the #1 New York Times-bestselling Matched Trilogy, Cassia will reconcile the difficulties of challenging a life too confining, seeking a freedom she never dreamed possible, and honoring a love she cannot live without.


Kenapa memilih buku ini?
Buku ini baru terbit kurang lebih satu minggu yang lalu. Saya sudah membaca dua buku sebelumnya dan ingin mengetahui bagaimana sih akhir dari kisah ini. Apalagi katanya dalam buku ini akan dibagi jadi 3 sudut pandang (Ky-Cassia-Xander). Karena di dua buku sebelumnya tidak terlalu membahas Xander, sepertinya buku ini akan semakin seru dengan adanya cerita tentang Xander. Penasaran dengan rahasia yang disembunyikan Xander yang telah disinggung di buku sebelumnya. Gaya tulisan penulis yang indah dan puitis juga menjadi daya tarik dari seri ini.


Nah... buat para blogger yang belum berpartisipasi, ayo tunggu apa lagi. Caranya mudah kok :
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Wednesday, November 7, 2012

Kompas Gramedia Fair di Palembang

Kompas Gramedia Fair di Palembang sudah berakhir. Acara yang diadakan di Palembang Sport and Convention Center (PSCC) dari tanggal 31 Oktober hingga 4 November 2012 ini berlangsung cukup meriah. Acara ini menjadi kesempatan bagi para penggemar buku, termasuk saya, yang ingin berburu buku murah. Sayangnya pilihan buku yang ada tidak begitu lengkap, sehingga banyak buku-buku yang telah saya incar tidak saya dapatkan disini. Alhasil, banyak buku-buku yang sebenarnya tidak ada dalam wishlist saya yang justru saya dapatkan disini. 

Berikut adalah hasil yang sya dapatkan selama berkunjung ke Kompas Gramedia Fair. Pada hari kedua, saya membeli buku-buku ini :


Dan sepertinya hari itu adalah hari keberuntungan saya, sehingga saya dapat kesempatan untuk meraup buku. Berikut adalah buku-buku yang saya dapatkan dari hasil meraup buku :


Setelah dipilih-pilih, dari seluruh buku itu saya mengambil buku-buku berikut :


Pada hari ketiga Kompas Gramedia Fair saya membeli boxset The Hunger Games yang merupakan titipan teman saya dan saya juga membeli beberapa buku obral, yaitu :


Pada hari terakhir acara ini, saya juga menyempatkan diri untuk membeli beberapa buku. Dua buku (Good Omens-nya Neil Gaiman dan By The River piedra I Sat Down and Wept-nya Paulo Coelho) merupakan titipan teman saya dan 3 buku berikut punya saya :


Dua buku yang saya beli di hari terakhir Kompas Gramedia Fair itu sudah ditandatangani oleh penulis. Itulah buku-buku yang berhasil saya dapatkan di event Kompas Gramedia Fair kali ini. Mudah-mudahan tahun depan acara ini bisa diadakan lagi di kota Palembang, tentunya dengan acara yang lebih seru, buku-buku yang lebih lengkap dan diskon yang lebih besar lagi.

Tuesday, November 6, 2012

Review : Tofi : Perburuan Bintang Sirius bagian 2

Author : Prof. Yohanes SuryaEllen ConnySylvia Lim
Kategori : Sci-Fi
Format : Paperback 
Jumlah halaman : 831 halaman (bagian 2 : 349-831)
Penerbit : Kandel (6 November 2012)
Bahasa : Indonesia


Goodreads Description :
Tofi begitu cemburu kepada bintang-bintang di langit luas yang bisa bersinar dengan bebas. Ia ingin menjadi seorang remaja normal, tanpa dibayang-bayangi oleh nama besar ayahnya sebagai seorang ilmuwan pemenang Nobel. Namun, mungkinkah itu terjadi? Di sekolahnya, Odyssa College, dia kerapkali berhadapan dengan Jupiter yang menguasai sekolah dengan semena-mena. Konflik mereka semakin meruncing sejak kehadiran Miranda, seorang gadis cantik dengan bola mata paling indah sejagad raya.

Demi untuk melepaskan suatu klub ilmuwan remaja yang dipimpin Miranda dari kekuasaan Jupiter, Tofi dan teman-temannya Rahul, William dan Billy mengikuti perlombaan Science to Generation yang menegangkan. Pertandingan ini bukan hanya tentang adu kecerdasan dan kreativitas, tetapi juga diwarnai dengan kemarahan, kesedihan dan persaingan keras yang membuat para pesertanya terluka parah. Bahkan cinta lokasi turut memperumit segalanya.

Namun di balik perlombaan yang panas dan menegangkan, sebuah konspirasi misterius membayangi mereka. Berawal dari munculnya gosip hantu di penginapan mereka, suara-suara aneh dan pesan misterius di sebuah komputer horor, Tofi dan teman-temannya pun terseret dalam kasus Perburuan Bintang Sirius, yang pada akhirnya menjebak mereka ke dalam sebuah laboratorium horor bersama dua sindikat mafia paling berbahaya di dunia, Black Schole dan White Thole.

Betapa terkejutnya Tofi karena para penjahat itu ternyata mengenal ayahnya! Siapakah para penjahat itu sebenarnya? Apa hubungan mereka dengan ayahnya? Mengapa mereka memburu “Bintang Sirius”? Di tengah ketidakpastian siapa kawan dan siapa lawan, ada satu pertanyaan yang tak kalah menakutkan, apakah dia dan teman-temannya dapat keluar dengan selamat dari laboratorium horor tersebut?


Review :
Persaingan para peserta STG semakin memanas. Sebagian peserta bahkan mulai berbuat curang untuk dapat menjadi pemenang dalam event ini. Tak terkecuali tim dari Pulau Kencana yang sudah terbakar emosi melihat kelakuan tim Jakarta. Namun, kecurangan bukanlah cara yang tepat untuk mencapai kemenangan karena kecurangan itu hanya mendatangkan kerugian bagi si pelaku dan orang-orang disekitarnya. Hal ini menjadi pelajaran yang berharga bagi para ilmuwan muda yang menjadi peserta STG.

Satu per satu peserta STG dieliminasi, sehingga diperolehlah satu tim yang akan menjadi pemenangnya. Dengan berakhirnya STG bukan berarti petualangan Tofi dan teman-temannya berakhir. Saat perlombaan usai, Tofi dan teman-temannya harus berhadapan dengan Black-Schole, pemburu Sirius yang tidak mengenal belas kasihan. Namun Black-Schole bukanlah satu-satunya pihak yang menginginkan cincin Sirius itu. Akankah Tofi dan teman-teman berhasil meloloskan diri dari orang-orang tersebut?

Jika sesorang bertanya "apa itu Fisika?", pasti sebagian besar orang akan mengatakan bahwa Fisika itu adalah pelajaran yang membuat pusing dan membosankan. Tetapi, anggapan itu bisa berubah ketika kalian membaca buku ini. Ternyata, fisika  itu bisa menjadi sesuatu yang asyik untuk dipelajari karena Fisika itu tidak selalu tentang rumus dan hitung-hitungan. Fisika berada sangat dekat dengan kita, karena fisika itu ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik secara sadar atau tidak, kita pasti pernah menggunakan prinsip-prinsip Fisika. Saya juga sangat menikmati perdebatan yang terjadi antara peserta STG karena dapat menambah wawasan saya tentang dunia fisika.

Selain wawasan di bidang fisika, buku ini juga mengandung banyak pesan moral. Seperi motto STG "Smart is not enough", yang menunjukkan bahwa kecerdasan itu bukan hal utama karena jika kecerdasan itu digunakan untuk hal-hal yang negatif tentu dapat merugikan banyak orang. Setelah menyelesaikan buku ini, sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Oleh karena itu, saya sudah tidak sabar menanti kelanjutan dari buku ini yang saya harapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Secara keseluruhan, menurut saya bagian kedua dari buku ini jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan bagian pertamanya. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada para pembaca di Indonesia, khususnya bagi para remaja karena buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga sangat edukatif.

Saya meberi buku ini 5 dari 5 bintang.

"Smart is not enough!"
"What is enough?"
"Heart and trust!"
(hal. 406)

Review : Tofi : Perburuan Bintang Sirius bagian 1

Author : Prof. Yohanes Surya, Ellen Conny, Sylvia Lim
Kategori : Sci-Fi
Format : Paperback 
Jumlah halaman : 831 halaman (bagian 1 : 1-348)
Penerbit : Kandel (6 November 2012)
Bahasa : Indonesia


Goodreads Description :
Tofi begitu cemburu kepada bintang-bintang di langit luas yang bisa bersinar dengan bebas. Ia ingin menjadi seorang remaja normal, tanpa dibayang-bayangi oleh nama besar ayahnya sebagai seorang ilmuwan pemenang Nobel. Namun, mungkinkah itu terjadi? Di sekolahnya, Odyssa College, dia kerapkali berhadapan dengan Jupiter yang menguasai sekolah dengan semena-mena. Konflik mereka semakin meruncing sejak kehadiran Miranda, seorang gadis cantik dengan bola mata paling indah sejagad raya.

Demi untuk melepaskan suatu klub ilmuwan remaja yang dipimpin Miranda dari kekuasaan Jupiter, Tofi dan teman-temannya Rahul, William dan Billy mengikuti perlombaan Science to Generation yang menegangkan. Pertandingan ini bukan hanya tentang adu kecerdasan dan kreativitas, tetapi juga diwarnai dengan kemarahan, kesedihan dan persaingan keras yang membuat para pesertanya terluka parah. Bahkan cinta lokasi turut memperumit segalanya.

Namun di balik perlombaan yang panas dan menegangkan, sebuah konspirasi misterius membayangi mereka. Berawal dari munculnya gosip hantu di penginapan mereka, suara-suara aneh dan pesan misterius di sebuah komputer horor, Tofi dan teman-temannya pun terseret dalam kasus Perburuan Bintang Sirius, yang pada akhirnya menjebak mereka ke dalam sebuah laboratorium horor bersama dua sindikat mafia paling berbahaya di dunia, Black Schole dan White Thole.

Betapa terkejutnya Tofi karena para penjahat itu ternyata mengenal ayahnya! Siapakah para penjahat itu sebenarnya? Apa hubungan mereka dengan ayahnya? Mengapa mereka memburu “Bintang Sirius”? Di tengah ketidakpastian siapa kawan dan siapa lawan, ada satu pertanyaan yang tak kalah menakutkan, apakah dia dan teman-temannya dapat keluar dengan selamat dari laboratorium horor tersebut?


Review :
Apa yang terlintas dipikiranmu ketika mendengar bahwa Prof. Yohanes Surya membuat sebuah buku fiksi? Saya yakin sebagian besar dari kita akan menjadi penasaran karena selama ini kita mengenal beliau sebagai fisikawan Indonesia. Waktu pertama mendengar bahwa Tofi adalah karya fiksi dari Prof. Yohanes Surya, saya langsung tertarik untuk membacanya. Saya tertarik untuk melihat bagaimana sih ketika seorang ilmuwan membuat buku fiksi karena memang tidak banyak ilmuwan yang menghasilkan karya fiksi. 
Buku ini bercerita tentang Tofi yang merupakan salah seorang siswa di Odyssa College yang terletak di Pulau Kencana. Dia merupakan anak dari salah satu peraih nobel, Prof. Yomosi. Di sekolah, Tofi bermusuhan dengan Jupiter dan para satelitnya yang suka menindas anak-anak Odyssa College. Apalagi ketika muncul Miranda, siswi baru pindahan dari Bandung, persaingan mereka semakin memanas. Jupiter selalu mencari cara agar Tofi terlibat masalah. Puncaknya ketika terjadi insiden Petir yang membuat Tofi dihukum yang membuatnya tidak bisa membantu teman-temannya untuk mengikuti STG (Science To Generation), sebuah event nasional bagi ilmuwan-ilmuwan muda dari berbagai daerah di Indonesia. Insiden ini juga membuat hubungan antara Tofi dan papanya semakin memburuk. 

Namun dengan bantuan teman-temannya, pihak sekolah setuju untuk menyelidiki lebih lanjut kasus itu dan  dan Tofi diberikan kesempatan untuk  mengikuti STG besama teman-temannya, Rahul, Billy dan William, serta adiknya, Marchia. Selain diikuti oleh Tim dari Pulau Kencana, STG juga diikuti oleh tim lain dari berbagai daerah di Indonesia yaitu Kalimantan Barat, Papua, Jakarta, Surabaya serta tuan rumah, Bandung. Pada pertandingan hari pertama, para peserta harus bersaing untuk memecahkan teka-teki yang disediakan oleh panitia. Bagian pertama dari buku pertama ini diakhiri ketika Tofi dan teman-temannya berusaha menyelidiki teka-teki di vila tempat mereka menginap.
Buku pertama (bagian pertama) dari trilogi Tofi ini diawali dengan profile seluruh karakter yang ada di buku. Ketika mulai membaca buku ini, saya tidak terlalu menyukai adanya pengenalan seluruh tokoh di awal cerita. Hal ini membuat saya merasa terlalu banyak tokoh yang harus saya tahu, sehingga saya merasa kesulitan untuk mengingat karakter-karakter tersebut. Saya lebih menyukai ketika tokoh-tokoh yang ada diungkapkan satu persatu ketika kita membaca cerita. Pada beberapa bagian, saya juga merasa penulis tidak memberikan gambaran secara lebih detail sehingga kadang menimbulkan pertanyaan bagi pembaca.

Unsur fisika sangat kental dalam buku ini. Selain fisika, buku ini juga memuat tentang sejarah, khususnya sejarah kota Bandung. Saya tertarik dengan teknologi-teknologi yang digunakan oleh masyarakat Pulau Kencana. Ketika membaca buku ini, saya membayangkan bagaimana jika teknologi-teknologi seperti itu benar-benar diciptakan pasti akan membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah. Selain itu, tokoh-tokohnya yang memiliki sifat yang beragam juga membuat cerita menjadi lebih menarik.

Terlepas dari semua itu, saya menikmati buku ini. Menurut saya, ini buku yang sangat bagus untuk dibaca oleh remaja-remaja di Indonesia.

Saya memberi buku ini 4 dari 5 bintang.



Betapapun fisika mencobamembagi rahasianya, bagi para ilmuwan, cinta tetap menjadi keajaiban yang menakjubkan. Yang jelas Einstein ingin sekali menghubungkan cinta dan teori terkenalnya, sampai-sampai dia dengan serius berkata : "Letakkan tanganmu di tungku panas selama semenit, rasanya seperti satu jam, duduklah bersama dengan gadis pujaanmu selama satu jam, rasanya seperti semenit. itulah makna relativitas"   (hal. 142)