Kategori : Sci-Fi
Format : Paperback
Jumlah halaman : 831 halaman (bagian 2 : 349-831)
Penerbit : Kandel (6 November 2012)
Bahasa : Indonesia
Goodreads Description :
Tofi begitu cemburu kepada bintang-bintang di langit luas yang bisa bersinar dengan bebas. Ia ingin menjadi seorang remaja normal, tanpa dibayang-bayangi oleh nama besar ayahnya sebagai seorang ilmuwan pemenang Nobel. Namun, mungkinkah itu terjadi? Di sekolahnya, Odyssa College, dia kerapkali berhadapan dengan Jupiter yang menguasai sekolah dengan semena-mena. Konflik mereka semakin meruncing sejak kehadiran Miranda, seorang gadis cantik dengan bola mata paling indah sejagad raya.
Demi untuk melepaskan suatu klub ilmuwan remaja yang dipimpin Miranda dari kekuasaan Jupiter, Tofi dan teman-temannya Rahul, William dan Billy mengikuti perlombaan Science to Generation yang menegangkan. Pertandingan ini bukan hanya tentang adu kecerdasan dan kreativitas, tetapi juga diwarnai dengan kemarahan, kesedihan dan persaingan keras yang membuat para pesertanya terluka parah. Bahkan cinta lokasi turut memperumit segalanya.
Namun di balik perlombaan yang panas dan menegangkan, sebuah konspirasi misterius membayangi mereka. Berawal dari munculnya gosip hantu di penginapan mereka, suara-suara aneh dan pesan misterius di sebuah komputer horor, Tofi dan teman-temannya pun terseret dalam kasus Perburuan Bintang Sirius, yang pada akhirnya menjebak mereka ke dalam sebuah laboratorium horor bersama dua sindikat mafia paling berbahaya di dunia, Black Schole dan White Thole.
Betapa terkejutnya Tofi karena para penjahat itu ternyata mengenal ayahnya! Siapakah para penjahat itu sebenarnya? Apa hubungan mereka dengan ayahnya? Mengapa mereka memburu “Bintang Sirius”? Di tengah ketidakpastian siapa kawan dan siapa lawan, ada satu pertanyaan yang tak kalah menakutkan, apakah dia dan teman-temannya dapat keluar dengan selamat dari laboratorium horor tersebut?
Review :
Persaingan para peserta STG semakin memanas. Sebagian peserta bahkan mulai berbuat curang untuk dapat menjadi pemenang dalam event ini. Tak terkecuali tim dari Pulau Kencana yang sudah terbakar emosi melihat kelakuan tim Jakarta. Namun, kecurangan bukanlah cara yang tepat untuk mencapai kemenangan karena kecurangan itu hanya mendatangkan kerugian bagi si pelaku dan orang-orang disekitarnya. Hal ini menjadi pelajaran yang berharga bagi para ilmuwan muda yang menjadi peserta STG.
Satu per satu peserta STG dieliminasi, sehingga diperolehlah satu tim yang akan menjadi pemenangnya. Dengan berakhirnya STG bukan berarti petualangan Tofi dan teman-temannya berakhir. Saat perlombaan usai, Tofi dan teman-temannya harus berhadapan dengan Black-Schole, pemburu Sirius yang tidak mengenal belas kasihan. Namun Black-Schole bukanlah satu-satunya pihak yang menginginkan cincin Sirius itu. Akankah Tofi dan teman-teman berhasil meloloskan diri dari orang-orang tersebut?
Jika sesorang bertanya "apa itu Fisika?", pasti sebagian besar orang akan mengatakan bahwa Fisika itu adalah pelajaran yang membuat pusing dan membosankan. Tetapi, anggapan itu bisa berubah ketika kalian membaca buku ini. Ternyata, fisika itu bisa menjadi sesuatu yang asyik untuk dipelajari karena Fisika itu tidak selalu tentang rumus dan hitung-hitungan. Fisika berada sangat dekat dengan kita, karena fisika itu ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik secara sadar atau tidak, kita pasti pernah menggunakan prinsip-prinsip Fisika. Saya juga sangat menikmati perdebatan yang terjadi antara peserta STG karena dapat menambah wawasan saya tentang dunia fisika.
Selain wawasan di bidang fisika, buku ini juga mengandung banyak pesan moral. Seperi motto STG "Smart is not enough", yang menunjukkan bahwa kecerdasan itu bukan hal utama karena jika kecerdasan itu digunakan untuk hal-hal yang negatif tentu dapat merugikan banyak orang. Setelah menyelesaikan buku ini, sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Oleh karena itu, saya sudah tidak sabar menanti kelanjutan dari buku ini yang saya harapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Secara keseluruhan, menurut saya bagian kedua dari buku ini jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan bagian pertamanya. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada para pembaca di Indonesia, khususnya bagi para remaja karena buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga sangat edukatif.
Saya meberi buku ini 5 dari 5 bintang.
Review :
Persaingan para peserta STG semakin memanas. Sebagian peserta bahkan mulai berbuat curang untuk dapat menjadi pemenang dalam event ini. Tak terkecuali tim dari Pulau Kencana yang sudah terbakar emosi melihat kelakuan tim Jakarta. Namun, kecurangan bukanlah cara yang tepat untuk mencapai kemenangan karena kecurangan itu hanya mendatangkan kerugian bagi si pelaku dan orang-orang disekitarnya. Hal ini menjadi pelajaran yang berharga bagi para ilmuwan muda yang menjadi peserta STG.
Satu per satu peserta STG dieliminasi, sehingga diperolehlah satu tim yang akan menjadi pemenangnya. Dengan berakhirnya STG bukan berarti petualangan Tofi dan teman-temannya berakhir. Saat perlombaan usai, Tofi dan teman-temannya harus berhadapan dengan Black-Schole, pemburu Sirius yang tidak mengenal belas kasihan. Namun Black-Schole bukanlah satu-satunya pihak yang menginginkan cincin Sirius itu. Akankah Tofi dan teman-teman berhasil meloloskan diri dari orang-orang tersebut?
Jika sesorang bertanya "apa itu Fisika?", pasti sebagian besar orang akan mengatakan bahwa Fisika itu adalah pelajaran yang membuat pusing dan membosankan. Tetapi, anggapan itu bisa berubah ketika kalian membaca buku ini. Ternyata, fisika itu bisa menjadi sesuatu yang asyik untuk dipelajari karena Fisika itu tidak selalu tentang rumus dan hitung-hitungan. Fisika berada sangat dekat dengan kita, karena fisika itu ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik secara sadar atau tidak, kita pasti pernah menggunakan prinsip-prinsip Fisika. Saya juga sangat menikmati perdebatan yang terjadi antara peserta STG karena dapat menambah wawasan saya tentang dunia fisika.
Selain wawasan di bidang fisika, buku ini juga mengandung banyak pesan moral. Seperi motto STG "Smart is not enough", yang menunjukkan bahwa kecerdasan itu bukan hal utama karena jika kecerdasan itu digunakan untuk hal-hal yang negatif tentu dapat merugikan banyak orang. Setelah menyelesaikan buku ini, sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Oleh karena itu, saya sudah tidak sabar menanti kelanjutan dari buku ini yang saya harapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Secara keseluruhan, menurut saya bagian kedua dari buku ini jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan bagian pertamanya. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada para pembaca di Indonesia, khususnya bagi para remaja karena buku ini tidak hanya menghibur, tetapi juga sangat edukatif.
Saya meberi buku ini 5 dari 5 bintang.
"Smart is not enough!"
"What is enough?"
"Heart and trust!"
(hal. 406)
punyaaaa tapi belum dibaca T.T
ReplyDeleteCepetan dibaca deh. Bukunya bagus kok!
Deleteudah baca, saya cuman ngasih bintang 3.
ReplyDeletebagian 1 nya dulu terbit kapan yah? :s
ReplyDeletebingung mw baca tapi masa langsung ke bagian 2
Kan bagian 1 juga udah terbit bareng yang bagian 2 ;)
DeleteBagian 3 udah terbit belum?
ReplyDelete