Monday, August 13, 2012

Review : Mawar Hitam Tanpa Akar: Sebuah Novel Papua

Author :
Format : Paperback (252 halaman)
Penerbit :Papua Room bekerjasama dengan Spasi (Juli 2009)
Bahasa : Indonesia
ISBN- 13 : 978-6028493079



Goodreads Description :
“Inilah sebuah novel karya penulis Papua, Aprilia R.A Wayar, yang mungkin merupakan novelis perempuan Papua Pertama di era tahun 2000-an. Aprilia berhasil menyuguhkan sebuah kisah keluarga muda kelas menengah Jayapura dengan segala dinamika kehidupan, mulai dari percintaan sampai kaitan-kaitan dengan persoalan-persoalan politik yang dialami masyarakat papua. Novel ini, selain akan membuka wacana pengetahuan pembacanya tentang Papua, juga enak dan sangat layak untuk Dibaca!”
(fx Rudy Gunawan, Novelis)


Review :
Sebenarnya saya tidak sengaja juga mau beli buku ini. Waktu baca sinopsisnya kayaknya menarik juga soalnya tidak banyak buku yang berlatar belakang di tanah Papua dan membahas kondisi politik disana. Buku ini mengisahkan tentang Anna, seorang wanita Papua yang hidup bersama suaminya, Tom dan anak mereka, Milly. Namun, kehidupan rumah tangga mereka mulai terusik dengan munculnya berbagai masalah, mulai dari munculnya orang ketiga, kondisi politik di Papua serta  rahasia keluarga yang akhirnya terungkap.

Buku ini diceritakan dari beberapa sudut pandang sehingga pembaca tidak akan merasa bosan. Sebagian besar cerita berlatar belakang di Papua, walaupun ada sebagian kecil yang berlatar di Jogyakarta. Walaupun ceritanya berpusat pada kehidupan keluarga Anna, tetapi penulis berhasil menyelipkan pandangan-pandangan politiknya ke dalam cerita dengan baik. Anna memiliki pandangan-pandangan yang kuat terhadap kondisi politik serta kekerasan yang terjadi di Papua.

Namun, ketika mendekati akhir cerita saya merasa bahwa penulis terkesan terlalu memaksa untuk mengakhiri cerita. Saya merasa ada permasalahan-permasalah yang dipaksa untuk diakhiri sehingga terasa menguap begitu saja. Di dalam buku ini, saya juga menemui kalimat-kalimat yang saya rasa agak janggal seperti "Aku banyak pandangan-pandangan yang secara dialektis berubah". Entah itu karena typo atau memang seperti itulah kalimatnya, tapi hal seperti itu cukup mengganggu bagi saya. 

Jika selama ini kita hanya membaca atau mendengar berita tentang kondisi politik Papua yang sering memanas atau seringnya terjadi pelanggaran HAM di Papua, dengan membaca buku ini akan dapat memberikan sudut pandang yang berbeda tentang kondisi yang sebenarnya terjadi disana. Buku ini mungkin dapat dikatakan mewakili suara rakyat Papua yang juga menjadi korban dari kepentingan politik pihak-pihak tertentu.

Saya memberikan 3 dari 5 bintang untuk buku ini.

8 comments:

  1. baru tau kalo ada novel bercerita tentang Papua, sepertinya buku ini sangat recommend banget buat seluruh pembaca..

    ReplyDelete
  2. Menarik, novel asli papua, novel yang sangat jarang ditemukan yang bersetting di papua, boleh juga :)

    ReplyDelete
  3. sepertinya menarik. soalnya latar belakangnya daerah papua yg notabene masih terisolir

    ReplyDelete
  4. sepertinya seru nih :)
    penulisnya dari Papua :)

    ReplyDelete
  5. Novel politik yah, selalu tertarik nih sama genre ini. Meski seringkali namatinnya lama :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo baca buku yg satu ini kyknya g' perlu wkt yg lama soalnya bukunya kecil jd isinya sedikit.

      Delete
  6. hee... ada klaim novelis perempuan Papua pertama :D
    kayaknya bukunya menarik juga, tapi kok gak pernah liat yh :|

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebelum membaca buku ini, aku juga nggak pernah mendengar tentang buku ini ataupun penulisnya.

      Delete